Kini kelihatannya kian banyak orang yang relatif masih berusia muda (dibawah 40-an tahun) yang terkena serangan beragam penyakit : entah itu serangan jantung mendadak; terkena stroke, asam urat, hepatitis, hingga kanker paru-paru.
Banyak pihak menduga semua itu tak lepas dari gaya hidup masyarakat modern yang tergelincir dalam belantara kenestapaan : tekanan pekerjaan yang stressfull, pola makan yang sembarangan, dan kegagalan melakukan ritual olah raga secara rutin.
Akibatnya mungkin bisa berujung pada sederet petaka bagi Anda dan juga bagi kantor Anda: produktivitas kerja menurun drastis, klaim biaya kesehatan yang melambung; dan mungkin juga, tubuh Anda bisa tergeletak tak berdaya di ruang bangsal rumah sakit yang penuh dengan bau khas itu.
Jangan. Jangan biarkan tubuh dan raga Anda terpelanting dalam ruang bangsal serba putih itu. Sebab, seperti kata Pak Hendrawan Nadesul, sehat itu murah. Berikut 3 kiat sederhana yang mestinya bisa kita lakoni bersama-sama.
Kiat yang pertama tentu saja adalah : pola makan yang sehat. Sebuah anjuran yang amat sederhana, namun persis disitu pula kita acap tergolek tak berdaya. Semua makanan disantap, yang penting rasanya mak nyoss, begitu mungkin Anda berkilah. Sayangnya kini banyak makanan yang justru pelan-pelan membawa kita pada lorong kematian yang memerihkan.
Fast food, makanan instant, penyedap rasa, bahan pengawet, makanan penuh lemak, dan kawan-kawannya barangkali memang sedap untuk dikudap. Tapi mungkin deretan makanan inilah yang kelak akan mengantar kita ke ruang ICU, jika terus disantap penuh nafsu.
Saya sendiri juga terus mencoba berikhtiar untuk melakoni ritual makan sehat. Setiap pagi, saya selalu sarapan bubur oat meal yang katanya kaya serat dan sehat itu, sambil ditemani empat potong tempe (setiap hari saya setidaknya makan 16 potong tempe). Setelah itu minum susu kalsium satu gelas.
Jika tidak ada jadwal mengajar dan konsultasi, saya lebih banyak ngantor dirumah, dan karena itu saya selalu makan siang dan malam di rumah. Istri saya kebetulan ndak doyan daging (baik daging sapi atau apalagi daging kambing), sehingga kombinasi makan siang kami selalu tak jauh dari ayam kampung atau ikan. Begitulah, menu mingguan kami selalu tampak miskin variasi dan tak menggairahkan : ikan gembung plus sayur bayam plus tempe, berikutnya ayam, lalu ikan tengiri, lalu ikan lele, lalu ikan gembung lagi. Begitu seterusnya. Tak begitu menggairahkan memang; namun mungkin cukup menyehatkan.
Kiat yang kedua adalah : lakukan ritual olah raga secara teratur. Kata ahli kesehatan, olah raga yang baik adalah yang dilakukan secara rutin minimal 30 menit sehari selama 5 kali seminggu (lebih baik setengah jam tapi rutin, daripada lama tapi ndak rutin). Cuman sialnya, banyak orang yang males melakukan riual ini. Alasanya : ndak punyak waktu-lah, ndak ada fasilitasnya-lah, atau mungin ndak punya motivasi.
Padahal, jika sudah menjadi kebiasaan, olahraga setengah jam setiap hari itu sungguh akan menjadi sebuah kenikmatan yang menghanyutkan (dan tentu juga menyegarkan). Saya sendiri merasa, salah satu momen yang selalu saya tunggu-tunggu setiap harinya adalah melakoni kegiatan olah raga harian ini. Begitulah, dikeheningan pagi hari, dalam udara yang masih segar, sambil ditemani alunan music melalui headphone, saya rutin melakukan olahraga jogging threadmill. Sebuah momen yang sungguh menyegarkan. (Dan inspirasi tulisan untuk blog keren ini acap saya temukan melalui kegiatan olahraga yang menghanyutkan ini…..).
Kiat yang terakhir adalah ini : stop smoking bagi Anda yang kebetulan merupakan smokers. Saya sendiri termasuk orang yang aktif merokok sejak usia belia. Namun beruntung, saya bisa berhenti merokok sejak dua tahun silam.
Begitulah tiga kiat sederhana yang barangkali bisa mengantarkan kita untuk mereguk raga dan jiwa yang sehat. Sehat jasmani. Sehat rohani. Jadi, jika Anda belum melakukan tiga hal diatas, maka pesan saya adalah : lakukanlah mulai dari diri Anda sendiri. Dan lakukanlah mulai hari ini juga!!strategimanajemen
0 komentar:
Posting Komentar